Kesan pertama yang didapat saat memasuki Kota Bogor adalah:
rimbunnya pepohonan di kawasan Kebun Raya yang menyejukkan. Rasa nyaman itu
akan terganggu dengan kepadatan lalu-lintas di jalan-jalan utama kota Bogor,
terutama keberadaan Angkutan Kota (Angkot) berkelir hijau daun yang menyesaki
dan memacetkan jalanan. Kemudian julukan “Kota Sejuta Angkot” mengemuka. Jangan-jangan
misi Pemangku Jabatan untuk mencapai Bogor Go Green telah terpenuhi adanya
tumbuhnya ribuan angkot di Kota Bogor.
Beberapa Fakta Tentang Kondisi Lalu-lintas Kota Bogor:
- Tahun 2014 Kementerian Perhubungan menempatkan Bogor pada urutan pertama dari 10 kota di Indonesia yang memiliki tingkat kepadatan lalu-lintas.
- Sebnayak 3.412 angkot yang beroperasi di Bogor sekitar 2 ribuan sudah berbadan hukum. (Bima Arya, 17 September 2015. www.tempo.co.id)
- Setiap hari 2.693 angkot beroperasi. Persaingan antar angkot dan bertumbuhnya kepemilikan kendaraan beroda empat dan dua membuat usaha angkot semakin berkurang keuntungannya.
- “Saya pernah mengobrol santai dengan Pak Presiden di Istana Bogor, saya bilang di luar pagar ini dunia lain, di dalam hijau karena pohon, di luar hijau karena angkot. Lho dulu itu kota Bogor jadi salah satu kota hijau pertama d belahan timur dunia, sekarang jadi (kota) sejuta angkot.” [Bima Arya, www.Tribunnews.com, 18 Mei 2016]
- Bogor berada di urutan kedua dengan poin 2,15 dari lima kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia menurut survey aplikasi lalu-lintas Waze. (www.merdeka.com 17 September 2016)
Mungkinkah Angkot Menjadi Sumber PAD Kota Bogor?
Selama ini pengelolaan angkot sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Bogor dikutip dari perijinan, Pajak Kendaraan Bermotor dan
Restribusi. Namun apakah angkot bisa menjadi potensi sumber PAD yang bisa
diandalkan?
Hampiran yang dikemukakan penulis adalah melalui penempatan
media iklan. Banyaknya angkot yang rutenya melewati ribuan pemirsa dengan berbagai
latar-belakang bisa dimanfaatkan sebagai penempatan iklan pada media luar-ruang
bergerak. Jika berjalan efektif, diperkirakan pemanfaatan badan angkot sebagai
media luar ruang akan memberikan kontribusi peningkatan PAD Kota Bogor sampai
dengan 7,1 % (atau setara Rp. 15 Milyar) pada tahun 2019.
Pada akhirnya potensi ini bisa menjadi realistis atau hanya
menjadi strategic plan yang tidak
beroperasional, semata-mata tergantung kepada willingness pada
stake-holders Kota Bogor.
0 komentar:
Post a Comment