Dua kendaraan berkecepatan tinggi
meliuk-liuk mengikuti jalur balap drifting
di dalam sebuah gedung Mall di Kota Bogor. Jarak antara kedua kendaraan
sangatlah rapat, bersisian badan, kadang terjadi senggolan. Pebalap yang
merupakan eksekutif muda sebuah perusahaan terkemuka di Bogor dan lawannya yang
adalah seorang pengusaha muda bidang konstuksi saling mengadu kemampuan dan
keterampilan mengemudikan kendaraannya. Suasana persaingan sangatlah panas, meski
suhu udara di dalam Mall itu didingikan dengan penyejuk udara. Senggolan antar
kendaraan, bahkan timbul tabrakan, beberapa kali membuat para pebalap tertawa
senang. Drifting berlangsung seru
sampai sore hari seperti terlihat di dalam tayangan video ini.
Ya, balapan yang berbahaya itu
terjadi di dalam gedung sebuah Mall di Kota Bogor!
Toyota GT 86 |
Balapan kendaraan yang mereka sebut RC-Drifting, tentu saja menggunakan miniatur mobil balap yang digerakkan dengan mesin elektrik dan diatur melalui alat nirkabel berupa radio-control (RC). Arena balap berupa miniatur sirkuit dengan jalur balap dibuat dari karpet berukuran sekitar 6 x 6 meter persegi . Sementara “pebalap” berdiri di pinggiran sirkuit mengatur akselerasi dan kemudi masing-masing kendaraan pacu mereka.
Toyota DX |
ZERO STYLE RC-DRIFT adalah nama komunitas penggiat RC-Drifting di Bogor yang didirikan oleh Niko Bustomi dan Aip. “Gagasan untuk membentuk organisasi berawal dari pertemuan-pertemuan bisnis antara Saya dan Aip” demikian ujar Niko. Karena terdapat kesamaat minat dan hobby, merekapun aktif merakit dan berlatih ketrampilan mengemudi. Selama dua tahun perkembangannya, ZERO STYLE RC-DRIFT telah menarik minat sekitar 15 orang anggota yang aktif sampai sekarang, terdiri dari pengusaha, karyawan, pelajar dan mahasiswa.
ZERO STYLE RC-DRIFT MEMBERS |
Persiapan Latihan Drifting |
Menurut Niko dan Aip, terdapat dua macam kendaraan RC-Drift, yakni:
- All Wheel Drive (AWD) 50/50 yang membagi power dapur pacu 50% ke roda depan dan 50% ke roda belakang.
- AWD yang menggunakan sistem countersteer adalah memanfaatkan over-spin pada roda belakang agar menghasilkan gaya drifting yang diinginkan. Perbandingan rasio countersteer pada roda depan dengan belakang bisa pada: 40/60; 30/70; 20/80 dan seterusnya.
- Rear Wheel Drive (RWD) atau berpenggerak roda belakang umumnya dibantu steering servo dan gyro untuk penyeimbang pada saat roda dibelokkan. Jenis RWD cenderung lebih lambat dalam meliukkan bagian muka ke arah tertentu, namun membuat RC-Drift tampak lebih nyata gerakannya pada saat roda depan membelok penuh mengikuti arah drifting.
“Pada akhirnya, pencapaian
tertinggi kompetisi drifting bukan pada yang tercepat mencapai garis finish.
Gaya drifting, konsistensi dan ketepatan
dalam mengikuti alur balap adalah hal penting dalam penilaian”. Demikian
penjelasan Niko dan Aip setelah kami menghabiskan secangkir Kopi Liong Bulan.
0 komentar:
Post a Comment