• Titik Balik

    Menapak sisi jalan Pangeran Antasari
    Menghela nafas memompa mendorong tubuh lusuh berlembab pori-pori
    Mengendap menjauh dari sorot lampu kendaraan, yang berpacu dengan cahaya merkuri
    Berharap tidak ada yang mengenali
    Tak akan berdaya jika ada yang menjumpai

    Tuhan,
    Mengapa Kau deritakan
    Pemilikan yang dulu pernah kumiliki, Kau jauhkan
    Tiada juga bahtera, sebagai wahana berlayarnya para hati, yang bisa kulabuhkan
    Menyepi terpisah dari keriangan para kawan
    Engkaupun turut menyingkirkan

    Mungkin aku pernah lalai memampiri kasih-MU
    Disilaukan limpahan benda yang membelenggu
    Mengaliri darah dengan cemaran bir, whisky, liquor, dan soju
    Membualkan segala birahi demi sang nafsu

    Jum'at malam yang gemerlap gaduh kian riuh di selatan Jakarta
    Rikuhku yang sepi karena menciutnya asa
    Denting keping-keping receh di saku celana
    Bertukar dua batang kretek demi menghembuskan nelangsa

    "...........M I N T A    R O K O K...!!!!!!!",

    Sepasang bibir hitam berkerut menggelegarkan bahana
    Sebatang kretek yang sangat berharga itu berpindah-tangan
    Kepada sosok tirus kurus yang termakan sepuh dan kerasnya jalanan Jakarta

    Tiba-tiba
    Senyatanya
    Aku merasa kaya
    Merasa besar
    Dan lega

    Terimakasih Tuhan
    Engkau baru saja menghadirkan seorang wakilMU
    Yang mengajarkan tentang ikhlas

    Mungkinkah ia Khidir?



    ~ Lebak Bulus - Blok M; 2007 ~
    Budi Susilo

    Diipublikasi pada November 2011 di: www.kompasiana.com/budi_susilo
  • 0 komentar:

    Post a Comment

    Powered by Blogger.

    Facebook

    Followers

    Followers

    Powered By Blogger

    Blog Archive

    Breaking

    Random Posts

    Recent In Internet

    Recent Posts

    Recent Post

    Recent in Sports

    Iklan

    Facebook

    Click Here

    Comments

    Recent

    Technology

    Follow Us