Tawuran antar sesama pelajar; tawuran antar kelompok warga
bertetangga; perdebatan panas tentang perbedaan preferensi politik, di alam
nyata dan dunia maya; perebutan pengaruh dan kepentingan pada ruang bertingkat
kekuasaan; pertengkaran dan saling fitnah dengan mengusung isu s.a.r.a; dan
banyak lagi yang berita tentang perenggangan hubungan pada hampir semua lini
kehidupan.
Semua peristiwa perbedaan berbahan-bakar kemarahan, perbedaan dalam
kemarahan menyulut bara prasangka, pertentangan bernuansa kemarahan memompa
perpecahan lalu mengobarkan bentrokan. Resultante dari rangkaian bentrokan
adalah menguaknya perang saudara. Prasangka/ketidak-percayaan alias distrust
adalah embrio dari segala kekacauan dan kebuntuan komunikasi.
Ada ujaran DALAI LAMA yang kurang-lebih menggambarkan situasi
tersebut:
“As a human beeing, anger is a
part of our mind. Irritation also part of our mind. But you can do –anger come,
go. Never kept in your sort of- your inner world, then create a lot of
suspicion, a lot of negative things, more worry”.
(Sebagai manusia, kemarahan adalah bagian dari pikiran. Rasa sakit hati
juga bagian dari pikiran.
Namun anda memiliki kewenangan ini: “Rasa kemarahan bisa dikendalikan. Memendamnyanya di dalam benak, hanya akan menggelembungkan
gelombang prasangka, meluapkan hawa negatif, dan meningkatkan suhu kekhawatiran”).
Seandainya saja setiap-tiap orang mampu mengelola pikiran dan
mengalihkan energi kemarahan kepada ihwal yang lebih produktif, dapat diduga akan
lahir kembali suasana saling tolong-menolong, saling menghargai perbedaan,
mampu mendengarkan pendapat orang lain, saling percaya satu sama lain bahwa setiap
orang memiliki tugas mulia dan peran masing-masing.
Pelajar dan mahasiswa memusatkan perhatian kepada tugas belajar dan
pengembangan keilmuan. Pedagang, pengusaha, pekerja, dan semua pelaku sektor
ekonomi menjalankan tugas untuk memajukan perdagangan barang dan jasa dalam
kerangka kerjasama / kontrak kerja yang sepadan. Pemangku jabatan dan pejabat
bertugas melayani warga negara tanpa mengindahkan kepentingan pribadi maupun
kelompok pendukungnya. Pengurus organisasi massa dan partai bertugas menyerap
dan menyalurkan aspirasi murni konstituennya, dan seterusnya.
Kemudian, tugas bersama seluruh komponen pembentuk negeri ini adalah
mengikir, mengikis dan menghilangkan nuansa distrust
dalam segal segi kehidupan.
Sayang tulisan ini hanyalah sebuah angan-angan, yang sulit diejawantahkan.
Selamat
bekerja dan sukses untuk anda!
0 komentar:
Post a Comment